
![]() |
Lokasi untuk PKL musiman |
Ketua FKLPP Ternate, Ajidan Gafur, S.IP menjelaskan, jumlah PKL di Kota Ternate sangat banyak, dan semuanya memberikan kontribusi buat pendapatan daerah, termasuk PKL di jalan Pahlawan Revolusi, pasar tingkat, lantai dua pasar barito, serta pedagang lama di pasar Sabi-Sabi. Harusnya Disperindag memberdayakan pedagang-pedagang ini agar usaha mereka bisa terus berkembang.
"Namun faktanya justru terbalik. Disperindag malah memfasilitasi PKL musiman yang sifatnya tidak tetap, dan tidak jelas kontribusi untuk daerah. Sementara PKL yang tiap tahun memberikan kontribusi, malah tidak mendapatkan apa-apa" tegasnya.
Disperindag kata Ajidan, harusnya fokus menyelesaikan persoalan di pasar Sabi-Sabi yang tidak kunjung tuntas. Bukan malah mengurus PKL Musiman. Disperindag harus menuntaskan masalah penghuni pasar Sabi-Sabi yang didominasi pedagang yang tidak memiliki tempat di lokasi Sabi-Sabi. Bahkan masalah ini sudah beberapa kali dibawa sampai ke DPRD, namun belum ada tindak lanjut dari Disperindag.
"Sampai hari ini, masih banyak kios-kios di Sabi-Sabi yang belum dibuka, padahal sudah ada pemiliknya. Ini menunjukkan bahwa di Sabi-Sabi ada masalah yang tak kunjung diselesaikan. Berani kios itu dibuka, maka akan ketahuan siapa pengontraknya. Itu masalahnya," katanya lagi.
“PKL musiman bukan sumber PAD. Sehingga mereka tidak layak mendapat fasilitas dari pemerintah. Maka untuk itu, kami minta ketegasan Walikota Ternate, agar meniadakan lapak-lapak musiman di pinggir-pinggir jalan dalam bentuk apapun, demi untuk memberdayakan pedagang aktif di pasar Kieraha, sekaligus memutus mata rantai penyebaran Covid 19," jelasnya. (aha)