
![]() |
Kades bersama warga Lata-Lata |
Tokoh Agama Desa Lata-Lata Abdul Samad, menganggap tuduhan korupsi ADD-DD sebesar 3 miliar yang dilakukan Kades Lata-Lata, merupakan tuduhan tidak benar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Alasannya, saat melaksanakan kegiatan di desa baik fisik maupun non fisik, kades selalu melibatkan masyarakat. Sehingga masyarakat tau persis apakah ada korupsi atau tidak.
"Dan saya sendiri sebagai saksinya, tidak ada korupsi seperti yang dituduhkan itu. Dan saya mengecem keras tuduhan yang menjurus pada fitnah ini," tegas Abdul Samad, yang juga merupakan imam di Desa Lata-Lata.
Malah menurutnya, masyarakat sangat bersyukur dengan adanya Dana Desa, karena sangat membantu kegiatan keagamaan baik di masjid maupun gereja. Dan selama ini, pelaksanaan kegiatan di desa tidak pernah ada masalah.
"Kalau ada masalah, kami inilah yang harusnya lebih dulu tau, karena kami yang selalu diajak mengawasi pembangunan di desa," jelasnya.
Kecaman yang sama juga disampaikan Ketua BPD, Adenan Gama. Ia bersama anggota BPD lainnya tidak terima tuduhan pemotongan BLT sebesar 200 ribu. Sepengetahu dia, pembagian BLT tahap 1 dan 2 berjalan baik, lancar tanpa ada masalah apapun. Selain itu, BPD ikut meninjau dan mendampingi pembagian bantuan yang dilakukan di kecamatan melalui kerja sama dengan Kantor Pos dan Dinas Sosial.
"BPD selalu mengawasi setiap pekerjaan di desa, mulai dari pembangunan jalan, drainase hingga penerangan, semuanya diawasi dan siap dipertanggungjawabkan. Jadi tuduhan korupsi itu sangat tidak masuk akal," terangnya. (ema)